Saat terpisah, imajinasi adalah penghubung antara dua jiwa yang saling mencintai. Itu sebabnya, kerinduan menghasilkan janji-janji untuk memuliakan satu sama lain, yang belum tentu dipenuhi saat bertemu. Cinta yang sedang terpisah, biasanya memang lebih mesra daripada yang dekat. Karena, imajinasi cenderung membesarkan hanya yang indah dan membutakan diri dari yang akan mengecewakan. Cinta yang dekat dan mesra, sering terbukti hambar setelah pernikahan. Maka lebih berhati-hatilah saat cintamu terpisah jarak. Imajinasi cinta cenderung melebih-lebihkan keindahan. Ketika larut dalam imajinasi dan menyesal setelah tersadar, kita cenderung kesal pada diri sendiri dengan menganggap itu sebagai sebuah kesalahan terbesar yang pernah kita lakukan. Sesungguhnya, bukan kesalahan yang membuat kita kesal kepada diri sendiri, tapi kecenderungan untuk membuat kesalahan yang sama. Karena memang, membuat kesalahan adalah manusiawi, tapi belajar dari sebuah kesalahan untuk tidak mengulanginya adalah kualitas manusia yang bukan rata-rata. Membuat kesalahan yang sama adalah tanda lambannya pendewasaan diri, cara memperpanjang kesulitan dan menunda keberhasilan. Kebenaran itu mutlak, namun demikian benar salah itu relatif. Tinggal bagaimana kita menyikapi perbedaan cara berpikir menjadi sebuah persamaaan dalam mempertahankan ikatan kasih sayang dengan pasangan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar