Senin, 30 Juli 2012

Keep post-think, keep smile, and don't give up, cause life must go on :)


Saat terpisah, imajinasi adalah penghubung antara dua jiwa yang saling mencintai. Itu sebabnya, kerinduan menghasilkan janji-janji untuk memuliakan satu sama lain, yang belum tentu dipenuhi saat bertemu. Cinta yang sedang terpisah, biasanya memang lebih mesra daripada yang dekat. Karena, Imajinasi cenderung membesarkan hanya yang indah dan membutakan diri dari yang akan mengecewakan. Cinta yang dekat dan mesra, sering terbukti hambar setelah pernikahan. Maka lebih berhati-hatilah saat cintamu terpisah jarak. Imajinasi cinta cenderung melebih-lebihkan keindahan.
Benarkah demikian adanya? Bagaimana jika aku merindukannya? Mungkin aku akan berkata:
"Ya Allah, jika KAU halalkan aku merindukan dirinya, jangan biarkan aku melampaui batas hingga membuatku lupa akan hakikat cinta abadi untukMU, hanya kepadaMU aku bersimpuh hanya kepadaMU aku bersujud hanya kepadaMU aku memohon ampun atas dosaku dan dosanya..."
Salahkah untuk mengharapkan kehadirannya di sisi? Atau mungkin lebih tepatnya, berdosakah jika aku menyayanginya?
Hati yang bimbang..., bisikkanlah Alloh Yang Maha Benar, "Aku datang berserah kepada-Mu karena telah letih ku bernafas dalam rasa khawatir dan takut akan ketidak-pastian ini. Alloh kecintaan hidupku, sesungguhnya kedamaianku hanya seperkasa keberserahanku kepada kekuasaan-Mu. Aku mohon Engkau menegaskan hatiku untuk menetapkan pilihanku, yang walau tepat atau tidak, adalah jalan menuju kebaikan hidupku".
Sesungguhnya, bukan kesalahan yang membuat kita kesal kepada diri sendiri, tapi kecenderungan untuk membuat kesalahan yang sama. Karena memang, Membuat kesalahan adalah manusiawi, tapi belajar dari sebuah kesalahan untuk TIDAK mengulanginya, adalah kualitas manusia di atas rata-rata. Membuat kesalahan yang sama adalah tanda lambannya pendewasaan diri, cara memperpanjang kesulitan dan menunda keberhasilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar